Ibu Dita Darmastari yang saat ini tinggal di wilayah Jawa bagian Barat menjadi klien kami ketika pandemi Covid melanda. Sebenarnya, Ibu Dita telah memiliki desain yang digarap oleh Rancang Reka Ruang sejak sebelum pandemi. Kemudian, CBD mengambil peran sebagai tim pelaksana bangunan rumah ini.
Proyek ini merupakan proyek renocasi sebuah rumah lama yang sudah tidak ditempati. Secara garis besar, rumah ini akan menjadi sebuah hunian berlantai 1 yang simpel dengan ukuran 13 x 13m. Kelebihan dari rumah ini antara lain berada di lokasi yang strategis, jalan lebar, dan akses cukup mudah.
Pra Renovasi
Kami menghancurkan total bangunan lama untuk kemudian digantikan dengan bangunan baru. Kami pun melepaskan genteng yang ada di atas bangunan dan memutuskan untuk tidak menggunakannya kembali karena sudah tidak layak pakai. Begitu pula dengan rangka-rangka yang menopang penutup atap tersebut.
Baca juga: Desain Interior Hunian Modern Tropis di Semarang
Rumah eksisting memiliki lantai di bawah level jelan. Maka dari itu, kami harus melakukan pengurukan sehingga leveling rumah menjadi lebih tinggi dan cukup aman jika terjadi banjir. Meskipun begitu, area ini memiliki sistem drainase yang baik sehingga jarang terjadi banjir. Selain itu pengurukan juga ditujuan untuk membuat rumah sejajar dengan rumah-rumah di sekitarnya sehingga tampak elegan.
Selanjutnya, kami membangun barak sebagai tempat menginap para tukang. Pembangunan barak ini dilakukan setelah proses izin dari pihak pengurus setempat keluar dan diberikan izin.
kemudian, kami menentukan ukuran bekisting guna menemukan ukuran dan siku bangunan. karena desain bangunan tidak menempel pagar di tiga sisinya, maka yang menempel hanya satu sisi di bagian kanan. Hal tersebut membuat proses pengukuran dan penentuan siku dindingnya lebih mudah. Selain itu, karena tidak menempel pada dinding pagar, maka air di atap dapat langsung turun ke halaman sekitarnya.
Kendala Utama
Tantangan utama dari proses renovasi ini adalah adanya pandemo covid. Pandemi tersebut membuat pengiriman material terhambat. Saat itu juga tengah diberlakukan PSBB dan penutupan jalan di area kampung-kampung sehingga mobilitas menjadi terbatas. Dengan begitu, inspeksi proyek pun turut terhambat yang kemudian berpengaruh pada terhambatnya proses pengerjaan proyek.
Baca juga: Desain Interior Beauty Spa & Salon dengan Konsep Wabi Sabi
Proses Renovasi
Meskipun memiliki beberapa hambatan, proses renovasi harus tetap berjalan sesuai dengan timeline yang sudah disusun sedemikian rupa.
Kami memulai proses renovasi dengan membangun pondasi, kemudian naik ke sloof beton, dan membuat dinding. Sebelumnya, kami sudah memesan kayu sebagai bahan membuat kusen pintu dan jendela yang kemudian diberi finishing cat warna putih. Akan tetapi, tidak seluruhnya menggunakan kayu karena sebagian kusen menggunakan upvc.
Kemudian, membuat kolom beton –> ring balok –> atap –> membuat plesteran dan acian yang sebelumnya telah menyetting listrik serta pipa air.
Material
Penutup atap menggunakan rangka baja ringan dengan genteng beton. Kami juga memilih batu bata merah, bukan bata hebel sebagai bahan utama dinding. Kayu yang kami pakai menggunakan dinishing duco. Dinding acian dan plesteran menggunakan finishing cat. Lantai yang kami pilih menggunakan ukuran 40 x 40cm. Secara garis besar, Ibu Dita tidak ingin rumah ini terlalu mewah karena akan disewakan sehingga takut menjadi tidak terawat.
Baca juga: Desain Rumah Scandinavian 2 Lantai Yogyakarta
Plafon yang kami pilih adalah plafon gypsum biasa berbentuk datar dan menggunakan lampu downlight. beberapa bagian lainnya menggunakan fitting tempel biasa karena pada area carport tidak menggunakan plafon sehingga menggunakan lampu TL.
Kami memilih pagar dengan model biasa, finishing batu andesit, dengan ketinggian sedang namun menjaga privasi penghuni. Pagar dengan besi hollow berwarna putih ini menggunakan model sliding, sehingga ketika dibuka tidak memakan tempat.
Pembagian Ruangan
Bangunan ini memiliki 3 akmar tidur dengan 2 kamar mandi luar, dapur, ruang cuci, ruang keluarga, ruang tamu, dan ruang jemur. Terdapat juga sebuah carport tanpa garasi karena terbatasnya lahan. Carport pun hanya muat untuk mobil yang tidak terlalu panjang. Area ruang keluarga, ruang tamu, dan dapur menjadi satu untuk mengurangi area yang terlalu sempit.
Pada bagian belakang menjadi area cuci dan jemur yang di atasnya terdapat pintu atas di bagian atap sebagai akses ke arah tandon. Pintu ini diharapkan dapat mempermudah proses pengecekan tandon air apabila terdapat kerusakan. pintu ini juga dilengkapi dengan tangga yang menempel ke dinding.
Pada bagian depan dan samping dilengkapi taman yang memiliki lampu. Area samping memanfaatkan lampu teras sehingga tidak terlalu terang dan menjadi terlalu sempit. Area lorong samping rumah ini dimanfaatkan sebagai akses dengan pintu besi yang dilengkapi dengan gembok.
Baca juga: Rumah Japandi Minimalis dengan Dominasi Aksen Lengkung yang Unik
Mengingat ada perubahan kendaraan yang akan ditampung, pada mulanya pagar berada di dalam bangunan yang kemudian dipindahkan keluar bangunan. Pagar diletakkan di atas gorong-gorong akan tetapi sudah diantisipasi dengan diperkuat.
Lahan pada area taman juga beberapa bagian menggunakan cor semen, dan beberapa bagian lainnya menjadi area resapan yang memiliki rumput gajah mini. Bahkan pada bagian samping rumah menggunakan tanah yang tidak tertutupi.
Bangunan ini memiliki 2 sumber air, yaitu pam dan sumur bor yang ada di halaman samping. Kami juga menyiapkan stop kran pada tangki air sehingga dapat mengantisipasi ketika proses pembersihan, kerusakan, dan sebagainya.
Baca juga: Bar dan Entertainment Room Industrial dengan Kearifan Lokal
Secara garis besar, rumah ini dibuat dengan warna yang cerah dengan dominasi warna putih. Sedangkan tembok rumah bangunan ini diberi warna biru muda, hampir biru tosca dengan bagian dalam berwarna krem cerah dan lantai senaga. Maka dari itu, rumah ini disebut sebagai rumah ceria solo.